Kisah Sukses Seorang Jongos Kantor
Saturday, August 19, 2017
Add Comment
Sukses Jongos Kantor
Pendidikan formalnya berakhir di bangku sekolah menengah
atas. Pekerjaan yang pertama adalah sebagai pekerja sosial di Salvation
Army—organisasi keagamaan yang memiliki banyak rumah yatim piatu di banyak
negara. Usianya 18 tahun waktu itu.
Dan dua tahun berikutnya ia terdaftar sebagai jongos kantor
(office boy atau janitor) di sebuah gedung di kota Glendale yang terletak di
antara Los Angeles dan Orange Country, negara b'agian California, Amerika
Serikat.
Siapa nyana, pada usia sekitar 25 tahun, ia kemudian menjadi
begitu terkenal bahkan dipuja masyarakat luas. Dari seorang pemuda kurang
pendidikan yang punya masalah dengan berat badan, dalam waktu kurang dari satu
dekade, ia telah mentransformasikan hidupnya secara luar biasa.
la menjadi figur orang yang sukses, sehat, sejahtera, dan
bahagia. la tampil dalam berbagai program televisi, memberi nasihat kepada
banyak orang: pemimpin sebuah negara (termasuk kemudian Bill Clinton), para
gubernur negara bagian, para senator, pimpinan perusahaan, bahkan sampai orang-orang
yang sakit fisik maupun mental.
Ia berdiskusi dengan para ahli diet, melatih para eksekutif
perusahaan, bekerja bersama para atlit dan anak-anak cacat (learning-disable
kids). Dan setelah pekerjaannya selesai, ia terbang dengan jet pribadinya menuju
San Diego.
Di sana ia menghabiskan waktunya bersama istri dan keempat
anaknya di sebuah rumah semegah istana yang menghadap ke Lautan
Pasifik—sementara beberapa tahun sebelumnya ia hanyalah bujangan miskin yang
kelebihan berat badan dan tak punya pekerjaan yang membanggakan.
Ia diundang
untuk berbicara dalam berbagai forum nasional, bahkan internasional.
Jika panitia yang mengundangnya dalam sebuah seminar
mengharapkan kehadiran 2.000 peserta, maka di gedung yang berkapasitas 5.000
orang, mereka yang datang tak kurang dari 7.000 orang.
Semuanya seakan berlomba
untuk melihat, mendengarkan, dan menikmati ceramahnya.
Jalanan di sekitar gedung itu akan macet total sepanjang
satu mil. Dan ratusan orang berebutan untuk dapat menyentuh tangannya atau
mencoba memberikan pelukan penuh kasih sayang tulus. Semua itu merupakan
ekspresi dari rasa terima kasih yang besar kepada tokoh muda yang telah
memberikan nasihat kepada mereka, yang nasihatnya telah berdampak positif luar
biasa bagi kehidupan mereka sehari-hari.
la memang bagaikan anak kampung yang berhasil menjadi
pangeran dalam dongeng-dongeng H.C. Andersen. Pada awal kiprahnya dalam
memberikan seminar-seminar dan kursus-kursus psychology of motivation and
achievement ia ditertawakan, diejek, dan dikririk. Para profesor dan doktor
psikologi mempertanyakan kredibilitasnya.
Namun hanya dalam waktu sekitar 7 tahun, ia telah diakui
luas sebagai orang yang kompeten, Beberapa pakar yang memiliki otoritas
akademis bahkan berguru kepadanya tanpa rasa malii. Kredibilitas orang muda
yang lahir di awal tahun 60-an ini makin kukuh ketika ia mendirikan sembilan
perusahaan dan menulis dua buku national best seller di Amerika, yang tebalnya
lebih dari 400 halaman.
Para penulis dan tokoh terkemuka di Amerika memberikan pujian
luar biasa pada karya tulis lulusan SMA ini. Kata pengantar bukunya di ditulis
oleh Dr. Kenneth Blanchard (termahsyur lewat One Minute Manager), Sir Jason
Winters (penulis Killing Cancer), Dr. Frederick L. Covan, Psikolog Kepala di
Rumah Sakit Bellevue di kota New York.
Pujian tertulis untuk karyanya disampaikan oleh Dr. Barbara
De Angelis, Charles Givens, Pat Riley, Dr. Stephen R. Covey (semuanya penulis
buku best-seller di tingkat nasional dan internasional), Martin Sheen (bintang
film), Peter Guber (Direktur Utama dan CEO, Sony Picture), dan Scott DeGarmo
(Editor-in-Chief and Publisher, Success Magazine).
Dalam waktu sekitar 5 tahun, buku pertamanya berjudul
Unlimited Power, telah diterjemahkan ke dalam sebelas bahasa. Dan selama 10
tahun terakhir, lebih dari satu juta orang telah mendengarkan kaset-kaset,
video-video, dan membaca buku-bukunya di seluruh dunia.
Belum termasuk lebih dari 250.000 orang yang dilayaninya
melalui konseling pribadi, seminar, latihan, lokakarya, dst. Dalam daftar
"pelanggannya" tercatat, antara lain para senator anggota kongres,
presiden perusahaan dan negara, para manajer, ibu rumah tangga, wiraniaga,
akuntan, ahli hukum, konselor, psikiater, atlit profesional, dan doktor
berbagai disiplin ilmu.
Juga orang-orang sakit mental, mereka yang mengalami
depresi, orang-orang berpkepribadian ganda atau mereka yang merasa tidak
memiliki kepribadian sama sekali. Orang muda yang menulis Awaken the Giant
Within pada tahun 1991 ini, mengembangkan apa yang populer dengan sebutan
Neuro-Linguistic Programming (NLP) yang kemudian direvisinya menjadi
Neuro-Associative Conditioning (NAC).
Suatu konsep yang baru dikenal pada awal tahun 70-an
berkat jasa Richard Bandler dan John Grinder. NLP atau NAC mengasumsikan bahwa
untuk menjadi manusia unggul, seseorang harus memiliki contoh atau teladan atau
model untuk ditiru. Bila seseorang yang mempunyai masalah dengan berat badan
dan ingin menjadi lebih langsing misalnya, maka ia perlu mencari sebuah model
yang tepat.
Kemudian mempelajari apa yang mereka makan, bagaimana mereka
makan, apa yang mereka pikirkan, apa yang rfiereka yakini, lalu tirulah.
Teladan atau mbdef yang dimaksud tidak harus "nyata", tetapi bisa
juga imajiner—dalam arti tokoh tersebut telah lama wafat. NAC adalah kunci
sukses orang muda ini. Dan namanya adalah Anthony Robbins. Dapatkah ia ditiru?
0 Response to "Kisah Sukses Seorang Jongos Kantor "
Post a Comment
AYO SOB TINGGALKAN KOMENTAR YANG BIJAKSANA DAN BERBOBOT