kisah Sukses Tukang Semir joe girard
Saturday, August 19, 2017
Add Comment
Sukses Tukang Semir
(joe)
Jika faktor penentu sukses adalah keluarga atau garis
keturunan, orang ini seharusnya gagal total. Andai faktor penentu sukses adalah
pendidikan tinggi, ia pun tidak berpeluang untuk berhasil.
Lalu apa yang membuatnya berhasil kemudian? la lahir di
Detroit, 1 November 1928. Kedua orangtuanya, yang berasal dari Sicilia, tidak
mengenal pendidikan dan amat miskin.
Tak ada pekerjaan tetap yang dilakukan ayahnya untuk
memastikan kelangsungan hidup mereka. Bahkan lebih parah lagi, ayahnya sangat
"ringan tangan" terhadap anak-anaknya.
Kehidupan yang berat telah merusak jiwanya. la sering
memukuli anaknya, dan baru berhenti bila bagian tubuh si anak mengeluarkan
darah atau lebam-lebam.
Bagi sang ayah, ia adalah anak pembawa sial, kurang ajar,
tak tahu untung, dan seterusnya. Minuman keras dan judi adalah tempat pelarian
orangtua yang malang ini.
Beruntung ia mempunyai seorang ibu, yang sekalipun tak berpendidikan namun memiliki
rasa kasih yang besar. Setelah dipukuli dan dicaci maki ayahnya, anak malang
ini akan dihibur oleh ibunya.
Sambil membersihkan bekas luka akibat pukulan dengan air
hangat, ibunya selalu membisikkan kata-kata pembangkit semangat-.
"Jangan dengarkan kata-kata ayahmu, Nak.
Kamu bukan anak kurang ajar. Kamu anak Ibu yang pintar. Suatu hari kelak kamu
akan berhasil dan dikenal orang," ujar Ibunya meramalkan masa depan bocah
kecil itu.
Ketika masih di sekolah dasar, anak ini mencoba meringankan
beban orangtuanya dengan bekerja serabutan. la menjadi penyemir sepatu,
menjajakan koran dijalanan, mencuci pakaian orang, atau buruh kontraktor. la
juga pernah mencoba menjadi "bajingan cilik" yang kemudian tertangkap
dan dimasukkan ke penjara arjakanak nakal. Gagal menjadi "mafioso
kecil", ia kemudian mencoba mendapatkan pekerjaan yang halal.
Sayangnya, karena tak
punya pendidikan yang baik—ia drop out dari sekolah menengah, ia tak punya
banyak pilihan. Rekornya tak tanggungtanggung, dipecat dari lebih 40 pekerjaan
karena sikapnya yang buruk. Ketika diterima di Angkatan Darat Amerika pun, ia
hanya mampu bertahan Tujuh Orang "Gila" yang Sukses 51 selama 97
hari, dan akhirnya dikeluarkan juga.
la sering teringat kata-kata ayahnya. "Mungkin ayah
benar. Aku ini pembawa sial, anak kurang ajar yang tak bisa bekerja dengan
baik," pikirnya meratapi nasib. Lelaki berusia 35 tahun tanpa pekerjaan
ini suatu hari mendengar istrinya berkata, "Joe, di rumah ini tidak ada
makanan. Anak kita tak punya makanan untuk hari ini. Lakukanlah sesuatu".
Waktu itu salju turun setebal lutut di luar rumah.
Dibalut kekalutan dan rasa frustasi bercampur rasa tanggung
jawab sebagai kepala keluarga, ia keluar dari rumah dengan satu tekad bulat,
"Aku tak akan kembali ke rumah hari ini tanpa membawa makanan." Tekad
itu membawanya ke sebuah showroom Chevrolet.
Dan di malam hari ia berhasil membawa pulang makanan untuk
keluarganya. Usianya 35 tahun dan kariernya sebagai wiraniaga otomotif baru
dimulai. Masih mungkinkah ia berhasil? Tahun pertama ia menjual 267 unit
Chevrolet.
Tahun berikutnya naik menjadi 307 unit. Lalu 343 unit pada
tahun ketiga. Tahun keempat ia menjual 614 unit mobil. Dan sejak tahun 1966 itu
namanya tercatat sebagai wiraniaga otomotif nomor satu dunia menurut Guinness
Book of Records. "Nubuat" ibunya menjadi kenyataan. la anak pintar
yang dikenal orang. Semua kata-kata ayahnya ternyata salah. Tekadnya makin
bulat untuk membuktikan bahwa, "aku bukan anak bodoh, bukan pembawa sial,
bukan anak kurang ajar.
Aku anak pintar dan dunia akan mengerja namaku seperti kata
Ibu." Prestasi sebagai wiraniaga nomor wahid itu dipertahankannya secara
konsisten selama hampir 12 tahun. Penjualan tahunan terbanyak dilakukannya pada
1973, 1.425 unit mobil dijualnya sendiri.
Dalam satu bulan ia pernah menjual 174 unit mobil. Rekor
penjualan harian terbanyak adalah 18 unit mobil. Selama 15 tahun berkarier
(1963-1977), ia telah menjual 13.001 unit mobil, atau rata-rata menjual 6 unit
mobil per hari (jumlah ini adalah target penjualan per- bulan untuk wiraniaga
otomotif di Indonesia sebejum krisis ekonomi 1997).
Penghasilannya di atas 200.000 dolar Amerika per tahun,
jumlah yang tidak sedikit pada waktu itu. la akhirnya menerima berbagai
penghargaan, di antaranya adalah: The Golden Plate Award dari American Academy
of Achievement dan Dr. Norman Vincent Peale menominasikan dirinya untuk
menerima Horatio Alger Award, penghargaan bagi orang Amerika yang terbukti
berhasil Tujuh Orang "Gila " yang Sukses 53 melepaskan diri dari
belenggu kemiskinan dan menjadi tokoh masya'rakat.
Setelah menggantungkan
"sales-kit" tahun 1977, ia kemudian dikenal sebagai pembicara dan
penceramah motivasional. Dibantu Stanley H. Brown, Robert Casemore dan Robert
L.
Shook, ia menuliskan kisah-kisah suksesnya melalui buku How
to Sell Anything to Anybody (1977), How to Sell Your-self (1979), dan How to
Close Every Sales (1989). la juga menuturkan kiat-kiat suksesnya melalui
kaset-kaset dan video. Namanya adalah Joe Girard.
Tahun 1992 ia berbicara dalam seminar wiraniaga di Hotel
Hilton, Jakarta. Setelah itu ia diundang kembali sebagai pembicara utama dalam
Achievers Congres di Indonesia tahun 1996. Menurut panitia pengundang, honor
bicaranya US$2,000 per jam atau US$10,000 per hari.
Orangtua miskin dan
pengangguran, penjara anak-anak nakal, drop out dari sekolah, dipecat 40 kali
lebih, dan usia yang tak muda lagi untuk memulai sebuah karier, semuanya tak
mampu membelenggu Joe.
la, mengutip judul buku Frank Bettger, meretas belenggu
kegagalan dan meraih sukses dalam penjualan. Maukah kita melepaskan diri dari
belenggubelenggu kegagalan kita sendiri?
0 Response to "kisah Sukses Tukang Semir joe girard"
Post a Comment
AYO SOB TINGGALKAN KOMENTAR YANG BIJAKSANA DAN BERBOBOT