Kisah Sukses Seorang Jongos Kantor



Sukses Jongos Kantor

Pendidikan formalnya berakhir di bangku sekolah menengah atas. Pekerjaan yang pertama adalah sebagai pekerja sosial di Salvation Army—organisasi keagamaan yang memiliki banyak rumah yatim piatu di banyak negara. Usianya 18 tahun waktu itu. 

Dan dua tahun berikutnya ia terdaftar sebagai jongos kantor (office boy atau janitor) di sebuah gedung di kota Glendale yang terletak di antara Los Angeles dan Orange Country, negara b'agian California, Amerika Serikat. 

Siapa nyana, pada usia sekitar 25 tahun, ia kemudian menjadi begitu terkenal bahkan dipuja masyarakat luas. Dari seorang pemuda kurang pendidikan yang punya masalah dengan berat badan, dalam waktu kurang dari satu dekade, ia telah mentransformasikan hidupnya secara luar biasa. 

la menjadi figur orang yang sukses, sehat, sejahtera, dan bahagia. la tampil dalam berbagai program televisi, memberi nasihat kepada banyak orang: pemimpin sebuah negara (termasuk kemudian Bill Clinton), para gubernur negara bagian, para senator, pimpinan perusahaan, bahkan sampai orang-orang yang sakit fisik maupun mental. 

qtela.blogspot.com

Ia berdiskusi dengan para ahli diet, melatih para eksekutif perusahaan, bekerja bersama para atlit dan anak-anak cacat (learning-disable kids). Dan setelah pekerjaannya selesai, ia terbang dengan jet pribadinya menuju San Diego. 

Di sana ia menghabiskan waktunya bersama istri dan keempat anaknya di sebuah rumah semegah istana yang menghadap ke Lautan Pasifik—sementara beberapa tahun sebelumnya ia hanyalah bujangan miskin yang kelebihan berat badan dan tak punya pekerjaan yang membanggakan. 

Ia diundang untuk berbicara dalam berbagai forum nasional, bahkan internasional.
Jika panitia yang mengundangnya dalam sebuah seminar mengharapkan kehadiran 2.000 peserta, maka di gedung yang berkapasitas 5.000 orang, mereka yang datang tak kurang dari 7.000 orang. 

Semuanya seakan berlomba untuk melihat, mendengarkan, dan menikmati ceramahnya.
Jalanan di sekitar gedung itu akan macet total sepanjang satu mil. Dan ratusan orang berebutan untuk dapat menyentuh tangannya atau mencoba memberikan pelukan penuh kasih sayang tulus. Semua itu merupakan ekspresi dari rasa terima kasih yang besar kepada tokoh muda yang telah memberikan nasihat kepada mereka, yang nasihatnya telah berdampak positif luar biasa bagi kehidupan mereka sehari-hari. 

la memang bagaikan anak kampung yang berhasil menjadi pangeran dalam dongeng-dongeng H.C. Andersen. Pada awal kiprahnya dalam memberikan seminar-seminar dan kursus-kursus psychology of motivation and achievement ia ditertawakan, diejek, dan dikririk. Para profesor dan doktor psikologi mempertanyakan kredibilitasnya. 

Namun hanya dalam waktu sekitar 7 tahun, ia telah diakui luas sebagai orang yang kompeten, Beberapa pakar yang memiliki otoritas akademis bahkan berguru kepadanya tanpa rasa malii. Kredibilitas orang muda yang lahir di awal tahun 60-an ini makin kukuh ketika ia mendirikan sembilan perusahaan dan menulis dua buku national best seller di Amerika, yang tebalnya lebih dari 400 halaman. 

Para penulis dan tokoh terkemuka di Amerika memberikan pujian luar biasa pada karya tulis lulusan SMA ini. Kata pengantar bukunya di ditulis oleh Dr. Kenneth Blanchard (termahsyur lewat One Minute Manager), Sir Jason Winters (penulis Killing Cancer), Dr. Frederick L. Covan, Psikolog Kepala di Rumah Sakit Bellevue di kota New York. 

Pujian tertulis untuk karyanya disampaikan oleh Dr. Barbara De Angelis, Charles Givens, Pat Riley, Dr. Stephen R. Covey (semuanya penulis buku best-seller di tingkat nasional dan internasional), Martin Sheen (bintang film), Peter Guber (Direktur Utama dan CEO, Sony Picture), dan Scott DeGarmo (Editor-in-Chief and Publisher, Success Magazine). 

Dalam waktu sekitar 5 tahun, buku pertamanya berjudul Unlimited Power, telah diterjemahkan ke dalam sebelas bahasa. Dan selama 10 tahun terakhir, lebih dari satu juta orang telah mendengarkan kaset-kaset, video-video, dan membaca buku-bukunya di seluruh dunia. 

Belum termasuk lebih dari 250.000 orang yang dilayaninya melalui konseling pribadi, seminar, latihan, lokakarya, dst. Dalam daftar "pelanggannya" tercatat, antara lain para senator anggota kongres, presiden perusahaan dan negara, para manajer, ibu rumah tangga, wiraniaga, akuntan, ahli hukum, konselor, psikiater, atlit profesional, dan doktor berbagai disiplin ilmu. 

Juga orang-orang sakit mental, mereka yang mengalami depresi, orang-orang berpkepribadian ganda atau mereka yang merasa tidak memiliki kepribadian sama sekali. Orang muda yang menulis Awaken the Giant Within pada tahun 1991 ini, mengembangkan apa yang populer dengan sebutan Neuro-Linguistic Programming (NLP) yang kemudian direvisinya menjadi Neuro-Associative Conditioning (NAC). 

Suatu konsep yang baru dikenal pada awal tahun 70-an berkat jasa Richard Bandler dan John Grinder. NLP atau NAC mengasumsikan bahwa untuk menjadi manusia unggul, seseorang harus memiliki contoh atau teladan atau model untuk ditiru. Bila seseorang yang mempunyai masalah dengan berat badan dan ingin menjadi lebih langsing misalnya, maka ia perlu mencari sebuah model yang tepat. 

Kemudian mempelajari apa yang mereka makan, bagaimana mereka makan, apa yang mereka pikirkan, apa yang rfiereka yakini, lalu tirulah. Teladan atau mbdef yang dimaksud tidak harus "nyata", tetapi bisa juga imajiner—dalam arti tokoh tersebut telah lama wafat. NAC adalah kunci sukses orang muda ini. Dan namanya adalah Anthony Robbins. Dapatkah ia ditiru?

0 Response to "Kisah Sukses Seorang Jongos Kantor "

Post a Comment

AYO SOB TINGGALKAN KOMENTAR YANG BIJAKSANA DAN BERBOBOT

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel